………………………………………………………………………………………………
Pernah ban saya kempis di jln teuku umar , panas terik. Seorang lelaki mendekat kemudian tanpa berkata2 membantu mengganti ban yang kempis. Saat itu saya dibayang2i kasus pencurian pada saat ban kempis.Lelaki itu bermandi keringat sementara saya berjaga2 mengawasi isi kendaraan. Begitu selesai, pikiran saya masih dipenuhi kecurigaan jangan2 lelaki ini bermaksud tidak baik, berpura2 menolong, dan hanya tidak mendapatkan kesempatan dari saya. Hm..saya merasa ‘puas’ karena lelaki itu gagal menjalankan aksinya terhadap saya. Saya pun mengucapkan terimakasih kemudian meninggalkan lelaki itu buru2. Selesai
Begiti tiba di jalan Sunu, batin saya menerjang tanpa ampun, seperti ombak yang bergulung2. Mengapa kamu berbuat begitu kepada lelaki tadi? Ia telah ikhlas menolongmu dan kamu malah menimpukix dengan kecurigaan. Bagaimana kalau Ia benar 2 tulus? Pantaskah ketulusan diimbal dengan kecurigaan? Bukankah lebih pantas kalau kamu memberinya balas jasa? Ia telah menjual jasanya, mestix wajar bila kamu membelix dengan harga yang pantas.
Saya memejamkan mata, batinini sesak nian. Betapa rendahnya pikiran saya.Betapa rendahnya diri saya di banding lelaki tadi. Saya memutar kendaraan buru2 ke arah jalan teuku Umar. Saya berhenti cukup lama, persisi di tempat kendaraan saya kempis dan dibantu lelaki tadi.Saya turun dan dengan perasan menyesal, bingung, berharap lelaki itu muncul dan menghampiri saya.Saya menungu, menunggu, menunggu dan lelaki itu tidak muncul..Sepasang mata saya nanar nyaris berair, menunggu lelaki itu. SAya meninggalkan tempat itu dengan batin yang luar biasa sesaknya…..
...................................................................Makassar, 2007.........................................
Ni sekedar share kisah..Alhamdulillah klo ada gunanya... dikutip dr Koran fajar…